Saudara-saudaraku para kader Partai Amanat Nasional yang saya cintai. Hari ini 13 tahun yang lalu Partai Amanat Nasional dilahirkan dari rahimnya reformasi Indonesia. Reformasi yang telah membawa negeri ini menjadi negeri demokrasi terbesar di dunia. Sebuah reformasi yang terbesar dalam sejarah peradaban bangsa-bangsa yang moderen.
Saudaraku sekalian..tidak banyak negara yang berhasil melakukan sebuah perubahan besar dan selamat "it's not only survive but growing".
Kita tumbuh dan kita besar untuk menatap sebuah negeri masa depan yang lebih baik. Kita harus percaya diri dan kita yakin diri dari banyak alasan untuk kita tetap optimis menatap masa depan bangsa.
Karena kita adalah sedikit dari negara-negara unik di dunia ini yang bisa menggandengkan stabilitas pembangunan ekonomi dan demokratisasi yang komplex dan rumit.
Saudaraku sekalian yang saya cintai..kita menyakini bahwa kita cukup berhasil dalam hal ini. Kita secara sadar menyakini bahwa demokrasi adalah pilihan terbaik dari sekian sistem yang tersedia.
Walau terkadang kita tidak sabar dengan sebuah proses pengambilan keputusan yang panjang dan terkadang melelahkan.
Namun yakinlah demokrasi sebagai sebuah sistem nilai akan dapat mengantarkan rakyat Indonesia kedalam kesejahteraan.
Kita mengamati ada saja kalangan diantara kita yang tidak sabar tadi itu ingin juga menempuh proses demokratisasi yang jalan pintas saya istilahkan. Ada saja kalangan yang selalu bertindak atas nama rakyat namun perilaku politiknya jauh dari logika-logika demokrasi.
Sesuatu yang tidak boleh kita tempuh di dalam keluarga Partai Amanat Nasional. Sekeras apapun sebuah perbedaan diantara kita, diantara partai politik, diantara sesama warga bangsa dalam melihat sebuah perbedaan..maka haruslah selalu tersedia ruang bagi kita untuk menyelesaikannya secara demokratis.
Demokrasi haruslah kita yakini sebagai sebuah "values" atau nilai, dia bukan sekedar alat untuk mengantarkan kita kepada sebuah tujuan tapi ia adalah sebuah tata nilai. Nilai yang di dalamnya ada nilai-nilai kultural bangsa ini yang memperkuat solidaritas demokrasi itu sendiri dan dari situ kita harus meyakini bahwa demokrasi ini akan mampu mengantarkan kita kepada kesejahteraan.
Kalau kita hanya melihat demokrasi hanya sebagai alat maka kita terjebak kedalam sebuah pertanyaan besar...adakah alat lain yang lebih efektif untuk menggantikan alat ini untuk mencapai sebuah tujuan.
Kalau kita meyakini demokrasi sebagai sebuah nilai maka kita meyakini nilai-nilai demokrasi yang universal dalam kandungan-kandungan lokal kultural yang melekat didalamnya, maka kita pastilah mengatakan yang salah terkadang cara kita menjalankan demokrasi itu bukan demokrasi itu sendiri.
Saudaraku sekalian..saya penting menyampaikan ini ditengah-tengah hiruk pikuknya politik yang terjadi saat ini, maka ruang demokrasi untuk mencapai satu tujuan harus selalu tersedia di elemen sekecil apapun kita, di dalam proses kehidupan kita, maka demokrasi harus sebagai satu cara nilai kita untuk menyelesaikan sebuah permasalahn dan mengantarkan kita kepada satu tujuan. Selayaknya? demokrasi pula sebagai fondasi dari penataan sistem politik nasional kita.
Kita tidak bisa melakukan sistem atau tata politik kita secara tambal sulam dan pragmatis. kita memerlukan satu cetak biru atau design sistem politik yang berdimensi jangka panjang bukan sekedar alat sesaat untuk mencapai suatu tujuan sesaat yang secara pragmatis bisa kita ubah-ubah berdasarkan kepentingan sesaat kita, untuk mencapai tujuan sesaat pula
Dan apabila itu kita hadirkan di dalam kehidupan politik kita, maka akan terjadi yang besar menelan yang kecil atau sebaliknya tirani yang kecil menyandera yang besar. Kita tidak ingin itu terjadi di dalam tata nilai politik bangsa kita kedepan ini. Untuk menuju kepada kematangan sistem kepartaian dan baca pemilu kedepan kita tidak bisa terus melakukan bongkar pasang aturan yang berubah ubah sesuai dengan kepentingan kepentingan sesaat yang saya sampaikan tadi itu.
Sistem ilmu politik harus dirancang jauh kedepan melampaui kepentingan jangka pendek partai apapun itu, siapapun itu, maka partai politik harus bersama sama mendesign tata nilai paparan politik ke depan yang bisa kita jadikan sebagai sebuah rujukan bangsa ini.
Perangkat peraturan perundangan termasuk undang undang pemilu yang sedang kita susun harus pula konsisten dengan 4(empat) pilar kita berbangsa dan ber negara; Pancasila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia harus tercermin ruh itu di dalam setiap nafas dan batang tubuh dari apa yang akan kita design tersebut.
Dalam bahasa yang sederhana rumusan undang undang politik kita selai berdimensi masa depan namun juga tetap berlandaskan semangat "Founding Fathers" kita dalam membangun bangsa yang kita cintai ini.
Tentu saja penyederhanaan sistem politik, sistem kepartaian, kita butuhkan namun dengan tanpa melupakan sama sekali semangat ke Bhinekaan, keberagaman dan jangan sampai pula aturan main malah membunuh keberagaman dan ke Bhinekaan itu sendiri yang merupakan salah satu pilar dan keuatan bangsa ini.
Saudaraku sekalian...saya bukan ingin berpidato politik karena pidato politik kita nanti pada saat kita merayakan setelah Lebaran. Ini sekedar sebuah renungan, refleksi di bulan suci ramadhan ini. Apa yang saya samapikan tadi tidak akan ada artinya apa apa tanpa kemampuan kita membumi dari apa yang kita design kita katakan di dalam resultante yang disebut sebagai perbuatan llangkah langkah perbuatan kita di dalam pencapaian tujuan tujuan.
Saudaraku sekalian...sebagai tentu saja Ketua Umum Partai Amanat Nasional yang notabene adalah Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, maka saya ingin menyampaikan bahwa sepantasnyalah kita bersyukur kepada bangsa ini atas kemajuan yang telah kita capai. Kalau kita kembali kepada 13 tahun yang lalu ketika kita melaksanakan reformasi di segala bidang, tidak banyak orang mengatakan bangsa ini akan survive.
Bahkan lebih banyak orang mengatakan bahwa bangsa ini akan pecah berkeping keping bahkan ada yang mengatakan ini adalah sebuah contoh negara yang gagal. Data data mendukung ke arah itu faktapun menuju ke arah itu. Dimana ketika itu pendapatan perkapita bangsa ini baru 500 USD perkapita dan ini semua antitesis kalau kemudian kita survive karena sebagian orang mengatakan bahkan Farid Zakaria seorang kolumnis setenar itu mengatakan bahwa tidak mungkin sebuah negara akan survive melaksanakan demokrasi dengan pendapatan perkapita kurang dari 3000 atau 400 paling tidak Purchasing Power Parity nya.
Ketika itu kita mengalami konflik horizontal bahkan konflik vertikal tapi saudara saudara sekalian bangsa ini tetap tegar, tetap berdiri, tetap maju kedepan, tetap bersatu karena memang negeri ini didirikan atas dasar keinginan kita bersama..ber sama sama untuk maju membangun negeri ini.
Orang lupa akan ada energi sosial bangsa ini yang luar biasa besarnya yang kemudian inilah membentuk watak kita ketika kita dalam keadaan menghadapi tantangan besar maka kita ingin bersatu. Sayangnya kalau kita mendapat challange atau tantangan sering kali lupa dan kemudian kita sering bekerja sendiri sendiri tanpa ada irama dan koordinasi yang baik.
Saya ingin melihat 13 tahun kemudian hari ini..pendapatan perkapita bangsa ini sudah 3500 usd, GDP kita sudah diatas 800 billion USD, negara dengan kekuatan nomer 17 di dunia,m masuk negara G20 harus kita syukuri.
Walau kemiskinan kita harus kita akui masih tinggi namun terus menurun seiring dengan lapangan kerja yang terus terbuka.
Namun saya ingin mengajukan pertanyaan kritis kepada seluruh kader Partai Amanat Nasional, 3500 USD hari ini kita capai membutuhkan waktu 60 tahun yang terlalu panjang dan tidak ingin kita lakukan untuk melompat mejadi negara maju kita harus menunggu 60 tahun kedua. Kita ingin percepatan, kita ingin perluasan, kita tidak ingin "Business as usual", kita ingin merubah "mind set', kita ingin menangkal dan mengelola negeri ini lebih baik lebih efisien, lebih berkeadilan, mengurangi korupsi, memberantas korupsi, menantang orang yang mau melemahkan KPK dan semua hal yang bisa menggerogoti percepatan pembangunan bangsa.
Oleh sebab itu salah satu yang saya ajukan adalah pentingnya kita menata dan mengelola sumber sumber kekayaan negara yang ada di perut bumi ini secara lebih berkeadilan dengan melakukan renegosiasi terhadap kontrak kontrak yang kita rasakan tidak berkeadilan. Sesuai dengan UUD 45 pasal 33 seluruh kekayaan itu hendaknya sebesar besarnya untuk kemakmuran rakyat Indonesia.
Disinilah kita beradu argumentasi mendesign dengan tetap menghormati apa yang ada namun tetap mengatakan bahwa itu untuk sebesar besarnya kemakmuran rakyat Indonesia. Disitulah kemudian kita harus melakukan suatu penataan, penataan yang lebih berkeadilan menghadirkan tangan tangan negara maka terjadi distorsi didalamnya. Saudaraku sekalian yang saya hormati..kita faham globalisasi sebagaimana fahamnya kita tentang sebuah kedaulatan dan kemandirian bangsa ini. Oleh sebab itu globalisasi tidaklah harus diartikan sebagai suatu pemahaman kita akan sebuah pasar bebas sebebas bebasnya, kita ingin menghadirkan pasar yang terbuka, pasar yang berkeadilan, pasar sosial, tapi kita menolak pasar bebas yang sebebas bebasnya yang tidak mencerminkan dan menghadirkan sebuah keadilan bangsa.
Oleh sebab itu saudara sekalian..pekerjaan besar kedepan adalah menghadirkan dimana semua warga bangsa siapapun dia, dipelosok manapun dia memiliki kesamaan didalam mengakses sumber sumber kekayaan negara. Memiliki peluang dan kesetaraan, memiliki kesempatan yang sama yang harus mampu kita hadirkan.
Saudaraku sekalian..sebagaimana saya katakan tadi, ini bukan pidato politik sekedar refleksi renungan di bulan suci ramadhan. Untuk itu maka saya menginginkan kepada/ mengharapkan dan memerintahkan kepada kita semua untuk teruslah bekerja sebaik baiknya, bekerja cerdas, amati setiap saudara saudara yang berada di fraksi dalam embahas undang undang meleset titik koma dan atau akan menimbulkan malapetaka bagi bangsa ini.
Saudaraku yang saya cintai..pesan saya di hari ulang tahun ke 13 kita ini..teruslah bekerja keras dan berikanlah yang terbaik yang kita miliki bagi partai kita tercinta bagi bangsa dan negara tercinta, asahlah kepekaan kita kepekaan untuk selalu perduli terhadap saudara saudara kita yang masih belum beruntung, selalu korbankan semangat selalu ingin berbagi, semangat selalu ingin memberi daripada menerima, kobarkan terus semangat Rahmatan Lil Alamin, semangat cinta krn "love is pleasure and give", semangat selalu ingin memberi daripada meminta. Konsolidasikan kekuatan kita dan lebarkan sayap partai hingga ke desa desa dengan menebarkan rahmat bagi sekalian alam.
Saudaraku tidak ada jalan pintas di dunia ini untuk sebuah keberhasilan, hanya orang orang yang bekerja keras dan menanam di hamparan tanah yang luas yang akan memetik hasilnya. PAN adalah matahari, matahari harapan, matahari kehidupan, matahari yang menyinari kegelapan untuk sebuah negeri masa depan.
Dirgahayu Partai Amanat Nasional, Selamat berulang tahun semoga Allah SWT akan meridhoi kita semua dan semoga di bulan suci ramadhan ini kita selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT dan teruslah mengobarkan semangat untuk kembali kepada fitrah di 1 Syawal 1433 Hijriah nanti. Terima kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar