News Update :
Home » , , , » Amien Rais Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) untuk periode 1998 - 2005

Amien Rais Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) untuk periode 1998 - 2005

Written By Babarobi on Senin, 09 Januari 2012 | 07.38

Prof. Dr. H. Amien Rais (lahir di Solo, Jawa Tengah, 26 April 1944; umur 67 tahun) adalah politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Ketua MPR periode 1999 - 2004. Jabatan ini dipegangnya sejak ia dipilih oleh MPR hasil Pemilu 1999 pada bulan Oktober 1999. 
Namanya mulai mencuat ke kancah perpolitikan Indonesia pada saat-saat akhir pemerintahan Presiden Soeharto sebagai salah satu orang yang kritis terhadap kebijakan-kebijakan Pemerintah. Setelah partai-partai politik dihidupkan lagi pada masa pemerintahan Presiden Habibie, Amien Rais ikut mendeklarasikan Partai Amanat Nasional (PAN). Ia menjabat sebagai Ketua Umum PAN dari saat PAN berdiri sampai tahun 2005. 
Sebuah majalah pernah menjulukinya sebagai "King Maker".
Julukan itu merujuk pada besarnya peran Amien Rais dalam menentukan jabatan presiden pada Sidang Umum MPR tahun 1999 dan Sidang Istimewa tahun 2001. Padahal, perolehan suara partainya, PAN, tak sampai 10% dalam pemilu 1999. 

Awal karier 
Lahir di solo pada 26 April 1944, Amien dibesarkan dalam keluarga aktivis Muhammadiyah yang fanatik. Orangtuanya, aktif di Muhammadiyah cabang Surakarta. Masa belajar Amien banyak dihabiskan di luar negeri. Sejak lulus sarjana dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada 1968 dan lulus Sarjana Muda Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta (1969), ia melanglang ke berbagai negara dan baru kembali tahun 1984 dengan menggenggam gelar master (1974) dari Universitas Notre Dame, Indiana, dan gelar doktor ilmu politik dari Universitas Chicago, Illinois, Amerika Serikat. 

Kembali ke tanah air, Amien kembali ke kampusnya, Universitas Gadjah Mada sebagai dosen. Ia bergiat pula dalam Muhammadiyah, ICMI, BPPT, dan beberapa organisasi lain. Pada era menjelang keruntuhan Orde Baru, Amien adalah cendekiawan yang berdiri paling depan. Tak heran ia kerap dijuluki Lokomotif Reformasi.

Terjun ke politik 

Akhirnya setelah terlibat langsung dalam proses reformasi, Amien membentuk Partai Amanat Nasional (PAN) pada 1998 dengan platform nasionalis terbuka. Ketika hasil pemilu 1999 tak memuaskan bagi PAN, Amien masih mampu bermain cantik dengan berhasil menjadi ketua MPR. 

Posisinya tersebut membuat peran Amien begitu besar dalam perjalanan politik Indonesia saat ini. Tahun 1999, Amien urung maju dalam pemilihan presiden. Tahun 2004 ini, ia maju sebagai calon presiden dan meraih hampir 15% suara nasional.

Pada 2006 Amien turut mendukung evaluasi kontrak karya terhadap PT. Freeport Indonesia. Setelah terjadi Peristiwa Abepura, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar secara tidak langsung menuding Amien Rais dan LSM terlibat dibalik peristiwa ini. Tapi hal ini kemudian dibantah kembali oleh Syamsir Siregar.

Pada Mei 2007, Amien Rais mengakui bahwa semasa kampanye pemilihan umum presiden pada tahun 2004, ia menerima dana non bujeter Departemen Kelautan dan Perikanan dari Menteri Perikanan dan Kelautan Rokhmin Dahuri sebesar Rp 200 juta. Ia sekaligus menuduh bahwa pasangan calon presiden dan wakil presiden lainnya turut menerima dana dari departemen tersebut, termasuk pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla yang kemudian terpilih sebagai presiden dan wakil presiden.

Sebagian besar perjalanan hidup Amien Rais digunakan untuk mengabdi. Amien ditempatkan sebagai tokoh reformasi. Suaranya lantang bergema ketika banyak orang memilih berbisik-bisik. Amien terus maju dengan percaya diri tanpa ambisi pribadi. Gairahnya untuk menyelematkan bangsa dan negaranya yang dilanda multikrisis terus membara. Amien berjuang agar Indonesia maju setara dengan negara-negara lain.

Siapakah Amien Rais? 

Pertama, Politisi dan intelektual yang saleh. Tidak ada satu pun yang meragukan kadar kesalehan dan ketaatan Amien terhadap agama. Sejak kecil ia dididik kedua orangtuanya tekun beribadah, rajin mengaji dan hobi membaca. Tak heran kalau kemudian ia dikenal sebagai cendekiawan yang saleh. Bahkan sudah sejak lama Amien rutin mengerjakan puasa Daud (sehari puasa sehari tidak). Dan ia bukan saja sekedar menjalankan kewajiban agama, tapi juga mendakwahkan kepada masyarakat luas. Kita sering mendengar Amien tampil sebagai Imam Shalat dan khatib Jum’at. Tentunya sebuah kebanggaan memiliki seorang presiden yang ulama. Dan kita juga tidak akan bermimpi lagi bahwa suatu saat, jika Amien menjadi presiden, Khatib dan Imam Shalat Idul Fitri dipimpin langsung seorang Presiden.

Kedua, Pemberani dan bernyali besar. Untuk memberantas penyakit KKN yang mengakibatkan biaya hidup tinggi diperlukan sikap yang berani dan bernyali besar, karena yang akan dihadapinya adalah elit politik, konglomerat hitam berlimpah uang, militer, dan birokrat. Dan Amien Rais adalah orang yang sudah teruji keberanian dan nyali besarnya, meski untuk itu nyawa taruhannya. Keterlibatan Amien Rais dalam melawan kezaliman dan kesewenang-wenangan rejim Soeharto yang militeristik dan otoriter menjadi bukti nyata keberanian Amien. Ia adalah tokoh terdepan yang paling lantang melawan Soeharto, padahal saat itu posisi Soeharto masih sangat kuat hingga tahun baru 1998 tiba. Namun, roda reformasi yang didorong Amien telah menggelinding. Gerakan oposisi tampak makin kuat. Semua itu bermula dari nyali Amien saat memunculkan isu suksesi (pergantian) kepemimpinan nasional pada tahun 1993. Sehingga kesimpulannya, Soeharto saja yang begitu berkuasa dan didukung militer bersenjata berani dilawan dan ditumbangkan, apalagi melawan dan menghancurkan penyakit KKN yang telah menyengsarakan rakyat. 

Ketiga, Orang yang Jujur, Bersih, dan Sederhana. Sepanjang kariernya baik di dunia kampus, organisasi, maupun politik (sebagai ketua MPR), Amien bersih dari perilaku korup dan amoral. Sesuatu yang amat sulit didapatkan dari umumnya pejabat saat ini. Bahkan Amien Rais pernah menolak suap 1 milyar dari seorang pengusaha saat Amien baru menduduki kursi ketua MPR. Bukti lainnya adalah kekayaan Amien Rais dan keluarganya tidak berubah secara drastis baik sebelum dan saat menjabat ketua MPR. Berdasarkan laporan komisi pemberantas tindak pidana korupsi (KPTPK), Amien Rais adalah calon presiden termiskin dibandingkan Capres lainnya. Kekayaan Amien jauh lebih kecil dibanding Capres-Capres lainnya yang bernilai miliaran bahkan puluhan Miliar. Keluarga Amien adalah keluarga yang hidup penuh kesederhanaan. Istrinya bahkan membuka sebuah warung kecil yang menjual hidangan khas Yogya yang digemari para mahasiswa sebagai tambahan penghasilan. Sampai sekarang warung itu masih beroperasi dan dikendalikan adik iparnya. Negeri ini membutuhkan pemimpin yang jujur dan bersih. Upaya pemberantasan korupsi hanya bisa dilakukan oleh pemimpin yang jujur dan bersih. Sebab tidak mungkin membersihkan ruangan kotor dengan sapu yang kotor.

Keempat, Tokoh yang tidak terkait dengan rejim orde baru Soeharto. Amien adalah satusatunya Capres yang tidak terkait dengan dosa-dosa rejim Soeharto yang militeristik. Bahkan sebaliknya Amien Rais adalah tokoh yang paling lantang mengkritik dan membongkar kesewenangwenangan rejim orde baru walaupun ia harus menerima risiko ancaman penculikan dan pembunuhan, sementara tokoh-tokoh lainnya hanya diam bahkan duduk manis sebagai penjilat. Ketika Soeharto akan membentuk dan memimpin komite reformasi karena mendapat tekanan dari rakyat, Amien menanggapi dengan keberanian yang luar biasa, “Soeharto tidak bisa memimpin reformasi, dan harus turun secepatnya.” Sementara tokoh-tokoh lain setuju untuk memberikan kesempatan Soeharto menjalankan komite reformasi. Lucunya kemudian setelah tumbangnya Soeharto tokoh2 tokoh itu berganti topeng dan mengaku sebagai reformis yang berjasa dalam proses reformasi. Bahkan ada seorang Jenderal yang sangat mendukung kekuasaan Soeharto menyatakan bahwa tuntutan mundur terhadap Soeharto oleh mahasiswa dan rakyat yang disampaikan para pimpinan MPR kepada Soeharto pada Mei 1998 dianggap sebagai tindakan tidak konstitusional dan lebih mencerminkan tuntutan pribadi. Lucunya kemudian si tokoh ini sekarang mengaku sebagai tokoh yang berjasa dalam proses reformasi. 

Kelima, Seorang demokrat dan peletak “sajadah demokrasi” di Indonesia. Demokratisasi dan kebebasan berpendapat yang dirasakan masyarakat Indonesia sekarang ini adalah buah dari keberanian seorang santri intelektual, Amien Rais. Fachri Ali, seorang pengamat politik dalam sebuah kolomnya di majalah mingguan, menyatakan Amien Rais yang santri intelektual bersama dengan kelompok mahasiswa dan civil society lainnya menghadang kekuasaan yang mengangkang itu dengan ketekadan yang tak masuk akal. Hasilnya adalah sebuah “Sajadah Demokrasi” dihamparkan. Aneh dan lucunya kemudian banyak tokoh dan elit-elit politik yang dulu hanya diam bahkan mendukung kekuasaan otoriter mengklaim dirinya sebagai peletak sajadah demokrasi.

Keenam, Berprestasi dalam setiap tugas yang diamanatkan. Dari banyak tugas yang diamanatkan kepadanya, dapat dikatakan hampir semuanya dapat diselesaikan dengan baik dan tuntas. Ia telah memimpin MPR dengan baik dan prestasi yang mengagumkan. Salah satunya yang masih segar dalam ingatan kita adalah Amandemen UUD ’45 yang dulu begitu disakralkan. Padahal UUD ’45 pra-amandemen berpotensi menciptakan kekuasaan tanpa batas. Hasil dari Amandemen UUD ’45 yang kita rasakan adalah Pemilihan Presiden Langsung sebagai perwujudan kedaulatan rakyat, penghapusan dwifungsi TNI/Polri, kebebasan berpendapat, perlindungan HAM, dan lain sebagainya. Selain itu banyak juga Ketetapan-ketetapan MPR (TAP MPR) yang peduli terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, sayangnya pelaksanaan dari TAP MPR itu yang merupakan tugas eksekutif memang tidak berjalan. Prestasi ini merupakan sesuatu yang luar biasa yang tidak pernah bisa dilakukan oleh MPR sebelumnya selama 54 tahun merdeka. Prestasi ini lebih hebat lagi karena dicapai di tengah tantangan dari kelompok anti amandemen yang salah satunya adalah datang dari beberapa tokoh purnawirawan TNI. 

Ketujuh, Cerdas. Riwayat pendidikan Amien Rais yang dipenuhi oleh prestasi (Master dan Doktor di dapat di Amerika), ratusan makalah yang dibuatnya, ratusan artikelnya di pelbagai surat kabar dan majalah serta puluhan buku yang ditulisnya tentang berbagai persoalan bangsa dan masyarakat menjelaskan dengan nyata kualitas kecerdasan Amien Rais. Semasa kuliah Amien telah menunjukkan kecerdasannya. Ia juga aktif di gerakan intelektual mahasiswa. Amien pernah mendirikan “limited group”, kelompok diskusi intelektual muda terkemuka di Indonesia. Amien juga aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Aktivitasaktivitas inilah yang semakin mengasah kecerdasan Amien Rais. Tahun 1967, Mingguan Mahasiswa Indonesia (MI) menganugerahi Amien Rais sebagai Mahasiswa Penulis Terbaik dan mendapat Zainal Zakse Award. 

Kedelapan, Orang yang berani berkata tidak terhadap Amerika dan Barat. Kita mungkin sering memimpikan dan mendambakan sosok pemimpin yang berani mengkritik dan tidak mau didikte oleh Amerika, seperti Mahathir Mohammad di Malaysia, contohnya. Ini penting supaya Indonesia menjadi negara yang bermartabat dan mandiri yang tidak diatur oleh keinginan Amerika dan Barat, supaya Indonesia tidak menjadi bangsa kuli di negeri sendiri, dan tidak menjadi budak Amerika dan Barat. Kita butuh pemimpin yang berani berkata “tidak” pada Amerika dan Barat atas permintaan yang merugikan dan menginjak-injak kedaulatan bangsa. Mengatakan “tidak” untuk membela kebenaran adalah sikap ksatria. Amien Rais adalah sosok dikenal memiliki keberanian terhadap Amerika dan barat. Amien Rais sebagai ketua MPR pernah mengirim surat ke perwakilan PBB di Jakarta menuntut agar Presiden AS, Bush dan PM Inggris, Blair diadili di pengadilan perang, karena telah menggunakan kekuatan militer tidak pada tempatnya. Amien Rais juga termasuk tokoh yang mengecam keras agresi Amerika ke Irak 

Kesembilan, Nah sudah cukup jelas dan banyak, kan? Jadi, tak usah ragu lagi .... pilihlah Amien Rais - Siswono agar negara ini semakin cepat mencapai kemakmuran ......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar