News Update :
Home » , , , » Soetrisno Bachir Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) untuk periode 2005—2010

Soetrisno Bachir Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) untuk periode 2005—2010

Written By Babarobi on Senin, 09 Januari 2012 | 06.48

Soetrisno Bachir (lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, Indonesia, 10 April 1957; umur 54 tahun) adalah seorang pengusaha dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) untuk periode 2005—2010. Profesi Soetrisno Bachir adalah pengusaha. Bersama kakaknya, Kamaluddin Bachir, Soetrisno berkibar dengan bendera Ika Muda Group yang bergerak di bidang properti (real estate). Melalui grup itu pula dia merintis usaha surat kabar yang kemudian berkembang menjadi harian Republika. Dia kemudian mengembangkan bisnis sendiri dalam bidang bisnis investasi melalui Sabira Group. Kini, dia menjadi salah seorang di antara sedikit pribumi di papan atas bisnis investasi yang memerlukan kecermatan tinggi. Riwayat Hidup Latar Belakang Keluarga Soetrisno memang lahir dari keluarga pedagang di Pekalongan, Jawa Tengah, 10 April 1957. Keluarganya anggota Muhammadiyah, namun punya garis NU dari salah satu pihak. Dalam organisasi, pria yang dikenal dengan inisial SB tersebut aktif di PII (Pelajar Islam Indonesia) dan HMI. Di Muhammadiyah, dia
menjadi anggota Majelis Ekonomi PP Muhammadiyah. Dia juga sempat menjadi seorang tokoh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Terjun ke Dunia Politik Sebagai seorang pengusaha, SB awalnya tidak terlalu menunjukkan minat yang besar ketika diminta ikut bersaing dalam kongres PAN mendatang menggantikan Amien. Tapi, dia selalu ingat pesan ibunya. "Ibu saya berpesan agar saya selalu membantu Pak Amien," ungkap SB. Selain itu, desakan dan dukungan dari sejumlah pengurus PAN ikut meneguhkan SB maju dalam perebutan kandidat ketua umum PAN. Dia yakin, partai modern tidak bisa ditegakkan hanya dengan wacana. Sukses partai pada masa depan tidak cukup ditopang popularitas pemimpinnya maupun banyaknya pernyataan yang dikutip media. Partai modern memerlukan kerja nyata yang sistematis yang mampu memahami secara detail kebutuhan masyarakat. Sebagai partai besar, dalam pandangan SB, PAN harus mampu menempatkan kader-kader terbaiknya dalam jumlah memadai, baik dalam legislatif maupun eksekutif. Dan, hal itu tidak bisa dibangun hanya dengan popularitas, tapi harus dengan kerja keras. Itulah yang ingin dia tunjukkan bila terpilih sebagai ketua umum PAN. Dia telah menyusun sejumlah program yang akan dilakukannya. Menurut SB, program tersebut didasarkan pada empat pokok garis perjuangan partai. Yakni, partai dan pemenangan pemilu, pengaderan yang andal, partai yang dicintai rakyat, serta membangun organisasi PAN yang modern. Untuk operasionalisasi garis perjuangan itu, SB percaya terhadap pentingnya sejumlah program. Yakni, penataan sistem kerja partai; pengembangan sistem informasi kepartaian; pelatihan-pelatihan kader dan pengurus; pengembangan kapasitas DPP, DPC, dan DPD sebagai ujung tombak partai; serta membangun dan mengukuhkan citra sebagai (satu-satunya) partai modern di Indonesia. Pendiri Grup Sabira ini terpilih menjadi Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) periode 2005-2010 menggantikan Amien Rais. Dia terpilih melalaui voting yang alot dalam Kongres PAN ke-2 di Semarang, 10 April 2005, bertepatan hari ulang tahun kelahirannya yang ke-48. Pria berjiwa ‘keumatan-kebangsaan’ ini bertekad menjadikan PAN terdepan, ikhlas dan amanah. Sutrisno Bachir yang baru saat-saat menjelang kongres Maret 2005 muncul menjadi aktivis partai, harus bersaing ketat dengan Fuad Bawazier yang mantan birokrat rejim Orde Baru dan Hatta Rajasa Sekjen PAN periode 1999-2005 yang ikut mencalonkan diri pada 21 Maret 2005 di menit-menit akhir, atau diistilahkan di ‘injury time’. Buktinya, kongres yang semula dijadwal 7-10 April 2005 (Kamis-Minggu) harus diperpanjang sehari karena alotnya pemilihan ketua umum.
Nama: Soetrisno Bachir

Lahir: Pekalongan, Jawa Tengah, 10 April 1957

Agama: Islam

Jabatan: Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN)

Istri: Anita Rosana Dewi (Menikah 1989)

Anak:
1. Meisa Prasati
2. Layaliya Nadia Putri
3. Maisara Putri
4. Muhammad Izzam

Orangtua:
Ayah Bachir Achmad (alm) dan Ibu Latifah Djahrie

Pendidikan:
-Sekolah Dasar (SD), di Pekalongan (1969)
-Sekolah Lanjuta Tingkat Pertama (SLTP), di Pekalongan (1972)
-Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), di Pekalongan (1975
-Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti (tidak selesai)
-Fakultas Ekonomi Universitas Pekalongan ((Unika)

Pengalaman Kerja:
-Usaha Batik (1976-1980)
-Vice President Direktor Ika Muda Group (sejak 1981)
-Presiden Direktur Grup Sabira (Merupakan induk bagi 10 perusahaan bergerak di bidang keuangan,  investasi, perdagangan, konstruksi, properti, ekspor impor, pelabuhan, dan agrobisnis)

Perusahaan Grup Ika Muda:
1.   PT Ika Bina Muda (real estat & developer)
2.   PT Ika Graha Muda (real estat & developer)
3.   PT Ika Sarana Muda (real estat & developer)
4.   PT Ika Muda Corpora (ekspor-impor)
5.   PT Ika Citra Fishtama (coldstorage & processing)
6.   PT Ika Muda Rotanindo (industri rotan)
7.   PT Sawo Jajar (tambak udang)
8.   PT Ika Muda Hatchery (hatchery)
9.   PT Ika Muda Wisata (biro perjalanan)
10. PT Ika Perfecta Rimba (industri Chopstick)
11. PT Buah Harum (perkebunan)
12. PT Ika Chirza Putra (tambak udang)
13. PT Ika Muda Apraisindo (appraisal)
14. PT Top Mode Indonesia (media massa)

Organisasi:
- Partai Amanat Nasional
- Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI)


Puisi Aku Beku Dalam Matahari yang dibacakan Ketua Umum Soetrisno Bachir dalam pembukaan Kongres Ketiga PAN, pagi ini, Jumat (8/1/2010) banyak dicari oleh kader PAN yang menjadi peserta kongres.
Berikut, sebagian puisi yang dibacakan Soetrisno Bachir.

AKU BEKU DALAM MATAHARI

Zaman itu, ketika semua bicara perubahan, dengan serempak semua bagai tersihir. Entah siapa yang memulai, semua terlena dalam kubangan harap dan impian. Hari hari itu dipenuhi slogan dan mantra-mantra: perubahan, perubahan, dan perubahan!
Di sudut sana, orang-orang memekik lantang, "Reformasi!"
Di pojok lapangan, para mahasiswa berteriak, "Reformasi!"
Hampir di setiap sudut, di setiap lorong, di setiap jalan, di setiap jembatan, di setiap gedung-gedung, hingga di setiap gubuk reot, semua bicara dan mengumpat lantang tentang suara yang sama: "Reformasi!"
Aku pun tak diam, aku berdiri di suatu bukit. Gemuruh angin kencang menyibak kesendirianku. Sekejap datang seseorang membawakan aku matahari. Wahai saudaraku, inilah matahari!
Dengan penuh keyakinan sungguh ia memeluk dan berbisik, jadilah matahari! Aku pun tersenyum dan datang menghampiri, impian yang sangat kuyakini.
Aku diam sejenak, demi dapatkan mantra sakti.
Setelah kutemukan, aku pun berteriak: "Hidup adalah perjuangan! Ya, Hidup adalah perjuangan! Perjuangan sebagai altar ibadah, perjuangan tanpa henti tanpa kenal menyerah"
Tapi, angin memang tak bisa ditebak,
Mungkin orang mengatakan aku menyerah! Mungkin orang mengatakan aku berlari! Tidak, Aku tak lari sembunyi, meski aku harus sembunyi. Karena tak ingin tangan hina ini kian kotor oleh kedunguanku yang tak terperi.
Cahaya itu ada di sini, Matahari itu ada di sini, Di dada ini, di dalam jiwa ini, cahaya yang selalu menerangi hati para pencari. Mencari keabadian dan kesejatian pribadi yang hakiki
Kini aku di sini, di jalan yang aku pilih ini, aku mengerti, setiap dari kita, hanya rangkaian proses untuk selalu terus bergerak, merangkak untuk menggapai Cinta Ilahi.

Puisi itu kini dibaca banyak kader PAN. "Mudah-mudahan mereka bisa sadar, apa yang harus diperjuangkan dalam berpolitik," ujar Soetrisno Bachir. Soetrisno Bachir Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) untuk periode 2005—2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar